Mungkin masih kuat di ingatan kita, sebuah kisah tentang seorang penjaja es krim keliling/hawker mandiri tunanetra dari Sukabumi yang viral beberapa waktu yang lalu. Konon, sang hawker tunanetra tersebut tertimpa musibah. Tas asongan beserta isinya, dibawa lari orang tak dikenal di sekitar Jalan Suryakencana, Sukabumi.
Tak ayal, berita ini mengundang simpati banyak netizen. Banyak doa baik terucap untuk Pak Enceng, yang harus menghidupi keluarganya; seorang istri yang juga tunatetra, dan 2 orang anak perempuan yang kini duduk di bangku SD dan SMP. Dan karena itu, banyak pihak yang datang, warga sekitar dan komunitas peduli di Sukabumi, memberikan bantuan kepada pria berusia empat puluh lima tahun ini, yang sebelum kejadian selalu berjualan es krim di sekitar daerah Cisaat dan Cikole, Sukabumi, dengan cara menggendong tas asong kesayangannya.
Salah satu pihak yang datang memberikan bantuan adalah PT. Campina Ice Cream Industry, yang di tanggal 22 Juli 2019 yang lalu genap berusia 47 tahun. Diwakili oleh Bapak Toni Cahyono, selaku Area Sales Manager untuk area Jawa Barat, tim Campina mendatangi tempat tinggal Pak Enceng di tanggal 1 Agustus 2019 yang lalu untuk sekedar berkenalan, dan mengungkapkan maksud baiknya, yaitu membantu Pak Enceng agar dapat berjualan es krim kembali.
Dan di tanggal 5 Agutus 2019, team Campina Sukabumi kembali datang ke kediaman Pak Enceng, untuk menyerahkan bantuan dan modal kerja berupa satu unit freezer dan perangkat pendingin di dalam cooler box/tas asong, dan tentunya produk es krim Campina.
Dengan adanya bantuan modal ini, diharapkan Pak Enceng dapat terus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Cita-citanya pun sangat luhur, ia berkeinginan membuka agen mobile unit, dengan banyak tenaga penjaja es krim keliling seperti dirinya, supaya lebih banyak orang menerima manfaat.
Semangat pantang menyerah, selalu berpikir positif, punya tanggung jawab dan disiplin yang tinggi, berani punya mimpi, dan selalu berdoa-berserah diri kepada-Nya atas semua ikhtiar, adalah nilai-nilai yang dapat kita bersama pelajari dari sosok Pak Enceng.
“Tugas manusia hanya berikhtiar pak, tapi Allah lah yang menentukan hasilnya”, demikian ujarnya menutup perbincangan. Terima kasih, Pak Enceng atas pelajaran bahwa keterbatasan bukan halangan dalam menggapai harapan.