Campina Ice Cream yang sudah ada sejak tahun 1972, yang di tanggal 22 Juli yang akan datang akan berusia 47 tahun, dikenal masyarakat luas sebagai merek es krim legendaris Untuk kalangan usia tertentu, terutama mereka yang tumbuh bersama kehadiran es krim Campina (baby boomers hingga generasi X), hal ini tidak menjadi masalah, malahan bisa selalu membangkitkan kenangan di masa kecil atau remaja.
Namun bagaimana dengan generasi yang lebih muda? Misalnya di generasi Y atau millennials, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1980-1995? Atau bahkan generasi Z (lahir tahun 1995 keatas). Mereka yang termasuk generasi Y dan Z ini banyak memandang Campina sebagai merek yang ‘jadoel’ (jaman dahulu), es krim untuk anak-anak, dan beberapa anggapan lainnya.
Alhasil karena predikat ini, Campina belakangan kurang dikenal dan kurang difavoritkan di generasi tertentu. Oleh karena itu, Campina terus melakukan usaha-usaha untuk memperkenalkan kembali mereknya di kalangan anak-anak muda, dimana makan es krim Campina adalah suatu hal yang juga keren, kekinian, dan pengalaman mereka dengan Campina layak untuk dibagikan ke media sosial, ke social circle-nya.
Tidak berhenti disitu, ternyata Campina Ice Cream masih menjadi salah satu contoh bagaimana classic brand bisa bertahan sekian lama ditengah-tengah gempuran pesaing, yang bukan saja datang dari dalam negeri, namun juga dari mancanegara. Banyak yang menjadikan Campina sebagai studi kasus, tentang bagaimana sebuah merek yang sudah berusia lebih dari 47 tahun masih bisa bertahan, profitable, sustainable, dan masih relevan dengan perkembangan jaman, yang kini sangat terimbas dengan digital.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dijawab oleh Campina Ice Cream sendiri dalam wadah Indonesia Brand Network, jejaring penggiat dan pengelola merek terkemuka di Indonesia. Komunitas pengelola merek yang digagas oleh Tras N Co dan Majalah Infobrand pun kemudian mengundang Sales and Marketing Director PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk, Bapak Adji Andjono untuk memberikan wawasan tentang bagaimana mengelola merek agar tetap relevan dengan perkembangan jaman, dengan anak-anak muda yang berkomunitas, dan dunia digital yang semakin kuat pengaruhnya.
Dalam acara ini, Pak Adji tidak datang dan tampil sendiri, beliau mengajak Pak Mustofa Saa’dji selaku Brand Manager dan Pak Harwindra Yoga Prasetya selaku Marketing Communications Manager.
Pak Adji Andjono pada kesempatan ini membuka sesi dan membawakan konten presentasi tentang seluk beluk dan perjalanan Campina sejak tahun 1972 hingga kini, apa-apa saja yang terlah dilakukan Campina, bukan hanya dalam scope bisnis, namun juga tentang bagaimana memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar.
Pak Tofa, sebagai presenter selanjutnya memaparkan tentang bagaimana membuat Campina tetap relevan dan menarik di mata anak-anak muda. Contohnya adalah dengan menelurkan iklan Hula Hula Jagung Manis yang kekinian banget, dengan tagline: “Hula Hula Nikmat, Yang Halu Lewat”. Dan yang paling akhir, Campina membawakan varian Neapolitan 700 ml dalam cerita berseri, dalam format web series (mini seri yang diunggah ke Youtube).
Pak Yoga sendiri, membawakan konten tentang bagaimana meningkatkan keterikatan konsumen dengan Campina lewat media digital. Kerjasama dan kolaborasi yang sudah Campina lakukan dengan layanan e-hailing GRAB dan GO-JEK dengan segala layanannya (GO-POINTS, GO-DEALS, GO-FOOD< GO-PAY, dan layanan payment gateway milik mereka, MIDTRANS) dijadikan salah satu contoh. Juga bagaimana Campina menjalin kerjasama dengan perusahaan e-commerce terkemuka (Tokopedia, Lazada, JD.id, Shopee, dan blibli.com) untuk memperkuat lini bisnis toko es krim online-nya yang sudah ada sejak tahun2013.
Paparan dari masing-masing presenter ini sanggup menginspirasi audience, yang sebagian besar datang dari kalangan praktisi dan pemilik usaha. Hal ini ditunjukkan salah satunya dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan ke para presenter dalam sesi tanya jawab, yang dibungkus layaknya talk show.