Lifestyle Marketing untuk Es Krim Campina Hula Hula

Di sebuah event, tempat berkumpulnya para pemasar terbaik di Indonesia dan mancanegara, berlokasi di The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Markplus Conference 2020, yang sudah diselenggarakan selama 14 tahun, Campina Ice Cream tampil mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas aktivitas-aktivitas pemasaran yang dilakukan di sepanjang tahun 2019 ini.

Pengakuan yang diberikan kepada Campina atas usahanya menggunakan lifestyle marketing (pemasaran berbasis gaya hidup kekinian) dalam memperkenalkan kembali merek es krim yang sudah ada sejak tahun 1976, Hula Hula. Es krim yang dikenal legendaris ini harus tetap relevan dengan gaya hidup anak muda masa kini yang sangat dinamis, open minded, remote working, digital/social media savvy, serba on demand, dan lebih menghargai pengalaman dibanding kepemilikan. Dengan demikian, konsumennya pun lebih banyak dari kalangan usia yang sangat beragam. Dari kalangan baby boomers keatas, hingga generasi Z kebawah. Campina Ice Cream harus selalu melakukan peremajaan merek ini (brand rejuvenation), agar user/consumer base tetap ada.

Adalah Pak Mustofa Sa’adji, Brand Manager Campina, yang datang dari kelompok usia muda (millennials), berhasil membawa Hula Hula dikenal oleh anak-anak muda, lewat pendekatan gaya hidup sebagaimana disampaikan diatas. Lewat konten-konten foto dan video kreatif, melibatkan youtuber (content creator) dan selebgram (influencer), makan es krim Hula Hula tidak lagi dianggap aneh oleh anak-anak muda, bukan lagi dianggap ‘es krim babe gue’ atau ‘es krim opa gue’.

Di sebuah panggung di Markplus Conference bertajuk Lifestyle Marketing, Pak Mustofa membagikan success story-nya membawa es krim Hula Hula lebih dekat ke anak-anak muda yang hobby travelling, yang kini cenderung lebih suka mengumpulkan pengalaman (moments) dibanding kepemilikan. Dua konten video Hula Hula bertema travelling sudah diunggah ke Youtube Channel Campina, dan mendapatkan sambutan yang cukup positif. Produksi konten tidak lagi dikerjakan oleh rumah produksi besar, melainkan oleh youtuber/content creator, anak-anak muda yang kini mumpuni dalam memproduksi konten video berkualitas tinggi.  

Travelling ke luar dan dalam negeri, menjelajah tempat-tempat wisata yang eksotis dan fantastis menjadi target kaum muda sekarang. They are collecting moments. Beberapa ahli bahkan menyebut kecenderungan ini sebagai content driven economy. Yaitu ekonomi yang didukung oleh sektor pariwisata, yang didorong oleh keinginan berbagi moment di media sosial saat itu juga, membuat orang-orang rela menghabiskan uangnya untuk travelling, mengambil foto, dan mengunggahnya. Dan media sosial yang paling berperan adalah Instagram.

Dan menjadi hal wajib jika berkelana ke tempat-tempat wisata, diunggah saat itu juga ke Instagram Stories, dengan tag lokasi dan teman-teman sebaya yang ikut jalan-jalan, sebelum di-edit sedemikian rupa sebelum diunggah ke Instagram Feed, yang tertata rapi per moment per barisnya. Hal yang sangat lumrah di jaman sekarang.

Share Button

Tinggalkan Balasan